Sat. Jul 27th, 2024

Banda Aceh- Alumni Santri Dayah Terpadu Inshafuddin, Al Hakan Jazuli mengikuti Pelatihan Wasit Modern C-1 Nasional yang berlangsung sejak tanggal 2 Maret 2024 di Bogor. Kegiatan yang dibiayai PSS ini berlangsung seminggu tanpa dipungut biaya dengan menghadirkan wasit bertaraf nasional dan Internasional. Para calon wasit muda dibekali teori dan tes kebugaran kecepatan lari, ugkap Hakan.

Kursus hari pertama mulai dengan melakukan seleksi tes fitnes di pagi hari. Di sesi ini, anggota Komite Eksekutif Rudi Yulianto hadir memantau kegiatan. Kemudian di siang harinya ada pemberian materi.

Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria hadir sekaligus membuka kegiatan tersebut, di sesi pemberian materi teori siang hari, setelah seleksi fitness test di lapangan pagi hari.

“Terobosan kali ini dari perwasitan PSSI, tentunya atas arahan dan visi dari Ketua Umum PSSI Bapak Erick Thohir untuk bertransformasi menuju PSSI yang lebih maju dan lebih efektif serta efisien dalam menjalankan program,” kata Tisha.

Kali ini kursus wasit lisensi C1 PSSI dilakukan secara terpusat oleh PSSI. Dalam satu tahun ini, C1 akan digelar dalam dua kelompok, yakni Maret dan Oktober 2024. “Pesertanya harus melewati seleksi yang ketat dan datang dari Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI,” imbuh Tisha.

Kandidat peserta dari C1 yang dimaksud adalah peserta atau wasit yang telah lulus lisensi C2 dan telah bertugas selama satu tahun lima bulan serta lolos seleksi tes fitnes yang dilaksanakan oleh Asprov.

“Kemudian mereka datang ke Jakarta, melakukan pra seleksi dengan menggunakan FIFA fitness test kategori dua yang merupakan kategori untuk top level referee. Baru mereka berhasil mengikuti kursus,” bebernya.

Dari seleksi wasit lisensi C1 hari ini ada 35 peserta, di mana 24 peserta lulus FIFA tes fitnes kategori dua, dan dua di antaranya adalah wasit putri.

“Ini merupakan suatu kebanggaan karena C1 ini dipimpin langsung oleh instrukur FIFA dan kami mengedepankan kualitas nomor satu. Artinya, kursus ini tidak dipungut biaya, akan tetapi hanya melalui benar-benar seleksi yang ketat untuk mengedepankan kualitas,” sebut Tisha.

Adapun instruktur FIFA yang dimaksud ini adalah Subkhiddin Mohd Salleh, dibantu oleh Purwanto dan Jimmy Napitupulu, serta Pratap Singh.

Mantan Sekretaris Jenderal PSSI itu berharap dengan konsep ini, ke depannya akan melahirkan wasit-wasit muda, termasuk wasit-wasit putri yang bisa mendongkrak jumlah wasit berkualitas dan bersaing di level Internasional. Al Hakan Jazuli yang punya mimpi menjadi wasit dunia dilevel pemuda berharap kegiatan yang diikutinya bisa ditularkan bagi wasit-wasit muda di Aceh nantinya yang akan menggeluti profesi wasit sesuai bidang masing-masing (Red)

By fmla

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *