Sat. Jul 27th, 2024

Oleh Bung Syarif*

Seringkali tidak bisa dibedakan antara Pengurus Besar (PB) Inshafuddin dengan Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI). Padahal secara kelembagaan adalah dua hal yang berbeda. PB Inshafuddin merupakan Organisasi Kemasyarakatan (kumpulan ulama dayah) sama halnya Himpunan Ulama Dayah (HUDA). Bahkan PB Inshafuddin digagas sejak Tahun 1967 oleh masyaik, Abu-Abu senior Alumni Darussalam Labuhan Haji Darussalam Al Waliyah yang dimotori Abu Daud Zamzami dan Abu Nasruddin Daud (Politisi PPP Aceh).

Gerakan Politik kedayahan secara kelembagaan dimulai sejak Tahun 1967. Gerakan ini saya menyebutnya gerakan pemurnian ajaran Islam. Gerakan yang digagas oleh Abu Muhammad Daud Zamzami dan Abu Nasruddin Daud ini mendapat sokongan ulama dayah bansigoem Aceh.

Untuk mematangkan konsepnya Abu Muhammad Daud Zamzami yang juga Alumni Dayah Darussalam Labuhan Haji, melakukan silaturrahmi dengan para pimpinan Dayah se-Aceh, atau ulama kharismatik Aceh sebut saja Abu Krueng Kale (Tgk. H. M.Hasan), Abu Muhammad Amin Ribe, Abon Azis Samalanga, Abu Tumin, Abu Tano Merah, Abu Ali Jadon (Aceh Tengah), Abu Ule Madon, Tgk Ahmad Qari, Abu Sulaiman Lhoksukon, Tgk. Muhammad Amin Rawa Itek, Panton Labu, Abu Krueng Lintang, Idi Aceh Timur, Abu Usman Basyah, Abu Zamzami Syam dan Tgk. Badaruddin (Singkil), Abu Ulee Titi, Abu Seulimum (Abu Wahab) serta beberapa ulama kharismatik lainnya.

Gerakan Politik Dayah tersebut melahirkan organisasi pemersatu dayah yang benama Pengurus Besar (PB Dayah Inshafuddin), tepatnya 4 Februari 1968. Organisasi ini bertujuan mengembalikan kejayaan dan kemurnian Islam sekaligus mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh agar memberikan perhatian khusus bagi kemajuan dayah di Aceh.

Keberadaan PB Inshafuddin sebagai wadah konsolidasi ulama dayah sekaligus wadah curah pendapat ulama-ulama dayah kala itu cukup menonjol, bahkan beberapa kebijakan strategis Pemerintah Aceh kala itu mengambil rujukan pandangan dari PB Inshafuddin Lahirnya Badan Pembinaan Dayah yang kini berobah nomenklaturnya menjadi Dinas Pendidikan Dayah (Disdik Dayah) Provinsi Kab/Kota, rumusan Standarisasi Kurikulum Dayah sesungguhnya bagian dari ikhtiar Persatuan Ulama Dayah Inshafuddin.

Tentu di erah milenial ini kiprah Ulama Dayah yang terhimpun dalam “PB Inshafuddin” hampir tidak kedengaran lagi, bahkan cendrung tenggelam. Pandangan ini muncul dari peserta saat bedah buku karya Prof. Dr.M.Hasbi Amiruddin, MA yang berjudul “Persatuan Dayah Inshafuddin Organisasi Ulama Penjaga Akidah Umat, Milad ke-53 Tahun PB Inshafuddin , 4 Februari 2021 di Hotel Daka, Lampriet, Banda Aceh. Saya selaku Wali Santri Dayah Terpadu Inshafuddin, tentu ikut merasakan betapa ruh PB Inshafuddin dulunya sangat mendunia kini seakan-akan sudah meredup.

Beberapa isu keagamaan dibahas di Rapat Kerja dan Kajian Ilmiah lainnya, sebut saja persoalan zakat profesi, Bayi Tabung serta berbagai persoalan sosial keagamaan dan politik di bahas oleh ulama dayah yang tergabung dalam wadah “PB Inshafuddin”. Beberapa kajian Ulama Dayah Inshafuddin menjadi bahan kajian ilmuan dunia, ungkap Prof. Dr.Hasbi Amiruddin, MA.

Dalam bidang pendidikan PB Inshafuddin melahirkan Dayah Terpadu Inshafuddin pada tanggal 17 Juli 1998. ungkap Drs.Tgk.H. M.Daud Hasbi, M.Ag ( dalam kalangan HUDA lebih familiar dengan sebutan Abi Daud Hasbi), saat Tausiah keagamaan Pelantikan Kepsek SMA DTI yang baru, Senin, 26 Juni 2023 di Musallah DTI. Ini bermakna DayahTerpadu (DTI) merupakan institusi lembaga pendidikan agama Islam, sejak awal berdirinya memilih jenjang SMP yang kala itu santrinya hanya 15 orang, dalam perkembangannya dibuka jenjang SMA DTI, ungkap Abi Daud Hasbi.

Kalau kita mau menarik benang merah PB Inshafuddin kini telah berumur kurang lebih 55 Tahun sementara Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI) berumur 25 Tahun. Ini bermakna DTI lagi memasuki masa pertumbuhan. Di masa ini tentu berbagai macam godaan, tantangan dan kegalauan. Pasang surut perkembangan (ibarat anak muda) terkadang semangat, terkadang loyo bahkan hana meuoh saoh. Maka dari itu DTI harus senantiasa dirawat dan dikelola dengan baik, agar nantinya saat tumbuh dewasa menjadi lebih baik, jangan dibiarkan ia tumbuh sebatang kara. Seluruh komponen yang terlibat mulai dari guru, satpam, wali santri, ustadz-ustazah, operator sekolah/dayah, pengasuh asrama, pengelola dapur umum (tukang masak), penjaga kantin, Komite Dayah harus kompak dan bersinergi memajukan DTI. Disinilah butuh orang-orang yang baik dan bijak dalam mengelola DTI menjadi lebih baik kedepan. DTI kini sudah baik, tapi perlu dibenahi agar semakin baik. Jika orang-orang yang terlibat dalam megelolanya baik, maka baiknya DTI, jika tidak maka berpotensi DTI menjadi “gedung hantu” dan ditinggal peminatnya.

Melihat geliat dan perkembangannya saya berkeyakinan DTI akan semakin maju kedepan, ini dapat dilihat dari potensi akademik santrinya serta alumninya sudah menyebar dan sukses. Ada yang menjadi Anggota TNI/POLRI, Birokrat, Guru, Dosen, Pengusaha, Ulama Muda, Politisi, Pengiat LSM, Ustad/Ustazah, Wakil Pimpinan Dayah serta berbagai profesi lainnya. Tentu harus dilakukan pendataan lagi sejalan dengan perobahan pengurus baik level Yayasan, Komite Dayah, Manajemen Dayah dan Sekolah disemua jenjangnya. Kami yang baru saja dinobatkan sebagai Ketua Komite Dayah periode 2023-2026 diforum rapat Wali Santri DTI mencoba membangun relasi dan memetakan potensi ril Alumninya. Langkah tersebut sedang kami lakukan pelan tapi pasti. DTI harus lebih maju kedepan.

Senin, 26 Juni 2023 Yayasan Pembina Inshafuddin juga melakukan perombakan kabinet Sekolah di jenjang SMA yang sebelumnya dijabat oleh Ibu Khairul Husna, S.Ag, kini lokomotifnya dipimpin oleh mantan Kepala SMK Penerbangan Aceh, Bapak Saifullah, S.Pd. Akankan lewat sentuhan tangan dingin Bapak Saifullah SMA DTI semakin melejit seperti terbangnya pesawat diudara? Hanya waktu yang menjawabnya . Tentunya kiprah Alumni DTI juga sangat menentukan maju mundurnya DTI kedepan. Mari bergandeng tangan memberikan kontribusi demi kejayaan DTI dimasa yang akan datang.

*Penulis adalah Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin periode 2023-2026, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Mantan Aktivis`98, Fungsionaris KAHMI Aceh, , Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, Dosen FSH UIN Ar-Raniry

By fmla

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *