Sat. Jul 27th, 2024

Banda Aceh-Majelis Pendidikan Aceh (MPA) melaksanakan Focus Group Diskussion (FGD) II Strategi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dayah di Aceh, Rabu 14 Desember 2022 di Hotel Grand Permata Hati, Blang Oi Kecamatan Meuraxa. Kegiatan yang berlangsung setengah hari ini dikuti 20 peserta yang terdiri dari unsur Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Dinas Syariat Islam Aceh, Kanwil Kementrian Agama Aceh, Kepa Biro Isra Aceh, Pimpinan Dayah Ule Titie Aceh Besar, Pimpinan Dayah Terpadu Inshafuddin Banda Aceh, Pimpinan Dayah Mahyal Ulum Al Aziziyah, Aceh Besar, Pimpinan Dayah Thalibul Huda, Aceh Besar, Pimpinan Dayah Darul Ulum Banda Aceh, Dekan FTK UIN Ar-Raniry, Dekan FKIP USK, Ketua MPD Kota Banda Aceh,Ketua MPD Aceh Besar, Prof.Dr. Abdi Wahab, M.Sc, Ir. T. Said Mustafa, Dr. Anas M.Adam, M.Pd, Prof Eka Srimulyani, S.Ag, MA.Ph.D, Prof. Dr. Rusli Yusuf, M.Pd, Kepala Sekretariat MPA dan Kepala Bagian Perencanaan dan Pelaporan, ungkap Dr. Ajidar, MA yang bertindak sebagai pemandu acara FGD ini.

Kegiatan ini bertujuan menjaring masukan dari berbagai stakeholders dalam memformulasikan kebijakan/rekomendasi yang nantinya disampaikan kepada Pj. Gubernur Aceh dalam formulasi kebijakan tentang Pentadbiran Dayah, ungkap Alumni Cairo, Mesir.  Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang profesional dibidangnya yaitu; Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh Bapak Muhammad Syarif,SHI, M,H dan Dosen FKIP USK Dr. Sofyan, M.Pd. Dalam paparan pengantar diskusi Muhammad Syarif mengatakan dalam melakukan upaya peningkatan mutu tendik dayah salafiyah harus punya pandangan yang utuh tentang pakem dayah, sehingga pengambil kebijakan tidak salah dalam memformulasikan kebijaknnya.

Berdasarkan amanat dilapangan ada 6 manhaj dayah salafiyah Aceh  yang kini berkembang diantaranya; Al Waliyah, Al Aziziyah, Al Amiriyah, Istiqamatuddin, Al Fata, Al Munawwarah. Masing-masing manhaj ini punya tradisi budaya akademik dan kultur sosiologis yang berbeda.

Lebih lanjut Muhammad Syarif yang juga Dosen FSH UIN Ar-Raniry mengatakan dalam konteks Perbaikan Mutu Tenaga Kependidikan Dayah Salafiyah, pendekatan Total Qualiti Manajemen (TQM) menjadi penting dilaksanakan diantaranya; pertama menyamakan komitmen mutu oleh pengasuh pesantren/dayah, para utadz/ustadzah yang telibat, kedua menyupayakan program peningkatan mutu dengan berbagai pelatihan teknis sesuai kebutuhan dayah, ketiga meningkatkan pelayanan administrasi, keempat menciptakan kepemimpinan dayah yang efektif, kelima menetapkan standar mutu kelulusan dayah, keenam membangun jaringan kerjasa sama (mitra bestari), ketujuh mewujudkan tatakelola dayah yang transparan dan akuntabel  dan terakhir membangun iklim dan budayah dayah (pesantren) yang kondusif. Syarif juga mengatakan perlu membangun konsep dayah bersaudara, dimana terjadi pertukaran guru dayah lintas manhaj sehingga akan memperkhaya khazahan budaya akademik dan kultur sosiologis dilingkungan dayah Salafiyah (tradisiona), menyusun bugzeting guru dayah dan non guru dayah, menyusun indek profesionalisme guru dayah, menjadi pedoman dalam pembinaan tendik dayah salafiyah kedepan.

Sementara pemateri kedua Dr. Sofyan, M.Pd lebih menyoroti pemenuhan sapras dayah modern yang sejatinya belum mencerminkan kemoderannya. Disamping itu Sofyan mengatakan perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap penerapan standar delapan dengan melibatkan pihak-pihak yang berkopenten dibidangnya.

By fmla

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *