Sat. Jul 27th, 2024

Oleh Bung Syarif*

Siapa yang tidak mengenal Safwan Idris, seorang panutan sekaligus tokoh ulama intelektual Aceh yang mampu menyelesaikan gelar master dan doktornya di University Of Wiconsin Medison, Amerika Serikat. Lahir 5 September 1949 di Desa Siem Kecamatan Darussalam Aceh Besar. Ayahnya adalah Tgk. Idris Mahmud seorang ulama dan cucu Abuya Teungku Mudawali Al Khalidy. 

Safwan Idris dilahirkan dalam keluarga yang kental Agama. Pernah mondok di Dayah Darul Ulum Abu Lueng Ie, Kecamatan Krueng Barona Jaya Aceh Besar, mengantarkannya menjadi Ilmuan yang memahami kitab turats cukup mumpuni. Ia juga Alumni IAIN/UIN Ar-Raniry pertama yang melanjutkan studi di negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

Saat menjabat Rektor IAIN Ar-Raniry yang sekarang menjadi UIN Ar-Raniry, masa jabatannya Safwan Idris banyak meluncurkan konsep cara mengembangkan kampus ke depannya, salah satunya mencetuskan ide perubahan dari kampus IAIN menjadi kampus UIN. Beliau juga gemar mendorong dosen untuk melanjutkan doktoral keluar negeri, beliau juga sosok yang sangat dermawan.

Ide-ide besar beliau seputar pengelolaan zakat yang melahirkan lembaga Baitalmal, Konsep pendidikan terintegrasi yang melahirkan Dayah Terpadu/Modern, gagasan pesantren mahasiswa yang memunculkan konsep halaqah bagi mahasiswa baru. Ketajaman nalar dan intelektualnya serta kesantunan budinya membuat beliau disegani disemua level. Ia juga salah seeorang ilmuan progresif. Beliau bukan hanya ahli dalam bidang hukum Islam, akan tetapi juga paham dalam bidang pendidikan, sosial budaya hingga politik. Alumni Lemhannas ini setiap diksi dan narasi yang dikeluarkan membuat elit nasional dan internasional terkesima.

Alumni pertama dari IAIN ini menerima beasiswa untuk melanjutkan Pendidikan Magister dan Doktor di University of Wiconsin Medison di Amerika Serikat pada tahun 1977. Usai pendidikannya, Safwan mengabdikan diri sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Tarbiah IAIN Ar Raniry. Shafwan bercita cita menjadikan IAIN sebagai gerbang ilmu agama serta Pendidikan umum bagi generasi Aceh.

Pada tahun 1996, Shafwan Idris menjabat sebagai Rektor ke tujuh IAIN Ar- Raniry. Pada masa kepemimpinannya.  Beliau mengirim lebih dari 100 tenaga pengajar untuk melanjutkan program magister dan doktor pada perguruan terbaik di dalam maupun luar negeri.

Safwan idris merupakan tokoh yang berpengaruh dan dekat dengan masyarakat Aceh. Sebagai akademi ia menginisiasi pembangunan pesantren mahasiswa dan museum. Ketika konflik Aceh, beliau mengusulkan penyelesaian konflik lewat dialog dan cara damai. Berbagai jabatan stategis pernah diembannya sebut saja Ketua ICMI, Pimpinan MPU, Ketua Umum Amil Zakat/Baitalmal, Dewan Pakar PB Dayah Inshafuddin. Ia banyak tampil sebagai pembicara baik level lokal, nasional dan Internasional. Disaat komplik berkepanjangan antara GAM dengan RI, beliau ditembak oleh orang tidak dikenal di pagi hari (16 September 2000) dengan pistol caliber 280 yang mengaku sebagai mahasiswa, jasadnya tersungkul dan bersimbah darah, akhirnya beliau menghadap ilahi. Sampai saat ini, tidak dikenal siapa sosok penembak misterius yang merengut nyawa insan yang sungguh luar biasa. Almarhun pernah menjadi guru MIN Suka Damai, Banda Aceh Tahun 1968-1973. Beliau juga pernah dipercayakan sebagai Wakil Direktur Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam di Aceh (1989-2000).

Kini karya besarnya dirasakan oleh anak-cucu rakyat Aceh. Salah satu karya besarnya dalam bidang pendidikan adalah lahirnya Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI), 17 Juli 1998. Dimana kini DTI semakin berkembang dan diminati wali santri bansigoem Aceh. Beliau sosok ilmuan multi talenta. Semoga Ayahanda Safwan Idris mendapat tempat yang layak disisi Allah, Amin

*Penulis adalah Ketua Komite DTI, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Mantan Aktivis`98, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I

By fmla

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *