Oleh Bung Syarif*
Terminologi buzzer populer saat pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden 2019. Lantas apa itu buzzer? Apakah ia menu makanan atawa “maop” yang menakutkan. Hehe..tenang bro, kali ini ane mau ulas buzzer dengan sedikit rilek dan santai?
Buzzer adalah kata Bahasa Inggris yang berarti lonceng atau alarm. Lonceng atau alarm ini berfungsi untuk memanggil, memberitahu dan mengumpulkan orang untuk berkumpul atau melakukan sesuatu.
Dalam arti ini, buzzer bisa disandingkan dengan “kentongan” di Indonesia yang biasa digunakan sebagai lonceng atau alarm bagi warga.
Fenomena buzzer atau kentongan di Indonesia kian marak ketika ada media sosial.
Seiring perkembangan internet dan media sosial kata buzzer diterapkan kepada orang atau akun media sosial tertentu yang mempromosikan kandidat, tokoh, isu, atau produk tertentu untuk diminati, dipilih dan dimiliki masyarakat.
Sarana yang digunakan para buzzer biasanya melalui akun media sosial dengan banyak pengikut seperti twitter, facebook, instagram, dan media sosial lainnya.
Mereka umumnya selalu online dan terkadang bisa secara cepat memberikan tanggapan kepada warganet dan cepat mem-viralkan tokoh, produk, atau isu tertentu. Terkadang mereka selalu konsisten mengulas topik/tokoh/produk yang sama, meskipun dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Tujuannya adalah meyakinkan publik terhadap topik, produk dan tokoh yang dikampanyekan.
Karena aktivitasnya, para buzzer kemudian dibidik oleh tokoh, perusahaan atau lembaga untuk mengampanyekan diri, produk, atau topik tertentu yang ingin di-endors melalui akun media sosial.
Lantas apa kaitan dengan judul trio buzzer memantulkan energi positif. Mungkin ada diantara kita yang mencoba bertanya. Maka saya jawab dengan narasi buluh perindu.
Kami adalah para punggawa yang selalu setia mengadvokasi berbagai kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh dengan ritme energi positif yang berbeda. Bung Andre dengan skilnya memantulkan aura positif pada Institusi Badan Pengelolaan Keuangan Kota (BPKK), Bung Reza berjubel dengan pentadbiran ASN di unit kerja BKPSDM dan Bung Syarif terhadap pentadbiran Dayah, TPA dan Balai Pengajian dilingkungan Disdik Dayah Kota Banda Aceh. Tugas-tugas advokasi kebijakan pemerintah Kota Banda Aceh secara massif kami pantulkan dalam setiap ruang dan waktu, baik melalui IG, FB, Twitter, WhatsApp maupun Website. Saya menyebutnya buzzer energi positif.
Lantas apakah kami dibayar tentu jawabannya ya, setiap bulannya kami terima gaji dari negara selaku ASN. Siapa saja yang menjadi Walikota di Kota Banda Aceh kami layaknya buzzer yang memancarkan aura positif bagi masyarakat Kutaraja. Informasi positif terus kami beritakan bagi warga Kota Banda Aceh
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh