Oleh Bung Syarif*
Dengarkan kisah aduhai
Dendang Santri Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI) di Pusaran Ibukota
Banyak Wali Santri pingin mondok disana
Namun terbatas fasilitas bilik yang ada disana
Dengarkan kisah aduhai
Dendang Santri Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI) di Pusaran Ibukota
Pihak Manajemen DTI terus melakukan strategi pengembangan DTI-nya
Kini DTI semakin qece kata santrinya
Dengarkan kisah aduhai
Dendang Santri Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI) di Pusaran Ibukota
M. Farah Aidil Santri DTI yang masih muda balia
Anak Panglima, Darmuda nama orang tuanya
Dengarkan kisah aduhai
Dendang Santri Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI) di Pusaran Ibukota
Santi Cilik dan Pinter, jenjang kelas I SMP DTI, diletingnya
Juara I dan senantiasa ramah saat kami menyapanya
Kami bincang-bincang soal apa yang berubah di DTI kini
Ia jawab, ceria tidak ada pemukulan sesama santri senior dan junior disana
Ustad/Ustazahnya baik, ramah serta manis dan ganteng katanya
Jawaban polos santri, satu persatu kami melacaknya
Pasca Giat Pro DAI kami gencar mengadvokasi Dayah Ramah Anak Terintegrasi di DTI-nya
Ruang diskusi dan advokasi kebijakan Dispo terus didendang dengan riang gembira
Agar seluruh santriwan/wati betah mondok disana
*Fasilitator Program Dayah Ramah Anak Terintegrasi (Pro DAI), Ketua Komite DTI, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Mantan Aktivis`98