Oleh Bung Syarif*
Eksitensi Lahirnya Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI), tidak terlepas dari sosok Abu Daud Zamzami. Sosok Ulama kharismatik Aceh yang lahir di Gampong Lambaro Kafe, Aceh Besar Tahun 1935. Bernama lengkap Tgk. Muhammad Daud Zamzami yang lebih familiar dikalangan Nahdiyin dengan sebutan Abu Daud Zamzami
Beliau adalah lulusan Dayah Darussalam Al Waliyah, Labuhan Haji, Aceh Selatan. Ulama yang memiliki pergaulan yang luas dan memiliki gaya komunikasi majik. Sifat ramah, santun, lembut dan bersahaja tegas dalam mengambil sikap berkaitan dengan Implementasi Syariat Islam., putra pasangan Teungku Zamzami bin Teungku Cut dalam dengan Umi Zainabah.
Saat kecil Abu Daud Zamzami terbiasa dengan budaya dayah (pesantren). Ayahnya bernama Teungku Zamzami bin Teungku Cut Dalam bin Cut Ismail, berasal dari gampong Lamtengoh. Selaian mengenyam pendidikan dayah, Abu Daud Zamzami masa kecil mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1942, dimana kala itu Aceh berada dalam jajahan jepang, sehingga sekolah yang ada di Aceh dan Indonesia diajari bahasa Jepang sebagai bahasa pengantarnya. Kala kecil Abu Daud Zamzami sangat pasih berbahasa Jepang.
Abu Daud Zamzami masa kecil haus akan ilmu agama, ia belajar dari satu dayah kedayah yang lain sebut saja; Dayah Lam Seunong, Kuta Baro, Aceh Besar, Dayah Tgk. Hasan Krueng Kale (yang kini menjadi dayah Darul Ihsan Tgk,. Hasan Krueng Kale, Aceh Besar) dan akhirnya mendalami ilmu agama di Dayah Darussalam Al Waliyah, Labuhan Haji, Aceh Selatan pada tahun 1953.
Saat mengenyam pendidikan di Dayah Darussalam Al Waliyah yang dipimpin Syech H. Muda Waly. Abu Daud Zamzami mulai mendalami berbagai disiplin ilmu secara mendetail yaitu; ilmu tauhid, fikih, ushul fiqih, tasawuf, mantik, Bahasa Arab. Abu Daud Zamzami juga mendalami takhasus metodelogi pembelajaran pada Syech H. Muda Waly. Dalam pratek pembelajaran metodelogi biasa Syech H. Muda Waly mendudukan muridnya (yang pinter-pinter) dalam sebuah ruangan dan melempar pertanyaan/permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama. Kajian diskusi hidup didayah. Berdasarkan literasi Abu Daud Zamzami belajar lebih kurang 7 Tahun di Dayah Darussalam Al Waliyah (1953-1960). Pernah menjadi guru di Dayah Darussalam Al Waliyah, Labuhan Haji yang akhirnya beliau merintis dan mengembangkan dayah di kampung halamannya, Aceh Besar.
Memimpin Dayah Riyadhussalihin pada Tahun 1962, beliau juga aktif memberikan kajian di berbagai tempat dan gampong seluruh Aceh. Dayah yang dipimpin Abu Daud Zamzami kini semakin berkembang, hingga akhir hanyatnya. Beliau kurang lebih memimpin dayah selama 59 tahun. Semasa hidupnya beliau juga aktif sebagai Pimpinan Dayah Terpadu Inshafuddin Banda Aceh, Ketua PB Inshafuddin Aceh, Ketua Perti Aceh, Ketua MPU Aceh. Dibawah kepemimpinannya pula PB Inshafuddin Aceh dikenal go internasional. Kesantunan komunikasinya Abu Daud Zamzami disegani dan dihormati elit nasional mulai Presiden Jenderal TNI Soeharto hingga Jenderal TNI Prof Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, MA (SBY).
Keluasam Ilmu Abu Daud Zamzami juga diakui oleh Prof ,Yusni Saby, MA Ph.D mantan Rektor IAIN/UIN Ar-Raniry. Inshafuddin besar dan dikenal publik karna jasa Abu Daud Zamzami. Beliau Intelektual Muslim, autentik dayah. Berbagai kajian Ilmiah dibedah oleh beliau di Dayah Terpadu Inshafuddin kala itu muali keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, hingga politik.
Dalam pandangan Prof Yusni Saby, MA, Ph.D pemikiran Abu Daud Zamzami sangat terbuka dan mampu menyatukan pandangan ulama dayah se Aceh kala itu. Beliau juga pernah menjadi Anggorta DPRD Aceh dan DPR-RI, membuktikan ulama dulu tidak alergi dalam perpolitikan nasional. Gagasan beliau selalu menjadi pemantik kebijakan daerah dan nasional. Kini beliau sudah tiada, tentu kita menginginkan lahirnya Abu Daud Zamzami gaya baru. Semoga Allah memasukkan guru rohani kami dalam syurga-Nya, Amin Ya Rabbal Alamin.
Lewat sentuhan dingin tangan beliau Dayah Terpadu Inshafuddin semakin berkembang. (17 Juli 1998-17 Juli 2023), DTI kini berumur 25 Tahun, berbagai tokoh nasional dan Internasional sudah pernah mengunjungi DTI, bahkan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Juseph R Donovan begitu terkesima saat berinteraksi langsung dengan Abu Daud Zamzami dan Santri DTI di Tahun 2017. Kini beliau telah menghadap Ilahi di usia yang ke-86 Tahun (Selasa 16 Maret 2021). Beliau tentu sosok Ulama yang gemar mengembara dan meninggalkan karya besar Institusi Pendidikan Agama Islam (Dayah Terpadu/Modern). Sebuah lompatan pikiran yang luar biasa. Dimana kala itu Ulama Tradisional (Salafiyah) sangat alergi dengan hadirnya sekolah di dalam Dayah, akan tetapi beliau mendobrak pakem tradisi Ulama tradisional. Kini karya beliau sudah dirasakan mamfaat nyata oleh Wali Santri Bansigoem Aceh. Alumni DTI-pun kini menyebar di berbagai belahan dunia yaitu; Asia, Timur Tengah hingga Eropa.
*Penulis adalah Ketua Komite DTI, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Mantan Aktivis`98, Fungsionaris KAHMI Aceh, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, Fasilitator Program Dayah Ramah Anak Terintegrasi (Pro DAI) Unicef-YaHijau