Oleh Bung Syarif*
Mata ini masih berkunang-kungang sobat
Karna lelah menjalankan tugas negara
Giat malam menyelusuri lorong-lorong dipenghujung malam
Tak dapat dihindari. Telpon terus berdering disaat malam tiba
Saya baru tahu, beginilah ritme tugas Praja Wibawa
Tak kenal batas waktu dalam pengabdian
Hujan, badai, pasukan tetap setia menjalankan tugas sucinya
Giat Pengawalan Syariat Islam, Penegakan Trantimbun hingga penataan Pasar
Praja Wibawa selalu berada digarda terdepan
Sobat, tugas kita sangat berat
Salah sedikit saja beresiko tegangan tinggi
Benar tidak dihargai, salah dicaci maki
Bola mata semakin sayu sobat
Jam menunjukkan pukul 04.00 Wib dini hari, kita siap-siap bergerak
Bergerak menjalankan tugas suci, menata pedagang sesuai regulasi
Sobat kerja kita beresiko tinggi
Butuh seni dalam melerai situasi
Dilapangan tidak berlaku banyak teori
Yang diperlukan mental baja, dan sedikit seni
Salah dalam bertindak nyawa taruhannya
Sobat, saya menjadi saksi…
Beban berat Praja Wibawa dilapangan
Ada yang loyal dan ada yang melarikan diri
Ada juga mencari posisi aman dari serangan maut
Kawanku bilang, jaga diri, jangan terpancing dengan degelan maut
Karna disaat kita tumbang, hanya ada sekilo gula dan seuntai ucapan selamat
Selamat atas dedikasimu Para Praja Wibawa setia
Engkau telah menjalankan tugas negara dengan baik..
Semoga Allah senantiasa merahmati-Nya
Sukses terus, jangan gegabah dalam bertindak, gunakan seni dalam melerai situasi
*Goresan Pena Praja Wibawa Kota Banda Aceh, Sekretaris Forum Muda Lemhannas Aceh