Fri. Oct 17th, 2025

Sulawesi Selatan-Kementerian Agama Republik Indonesia melangkah ke panggung global dengan meluncurkan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional perdana, sebuah terobosan monumental dalam diplomasi keagamaan berbasis pesantren/dayah. Peluncuran resmi dilakukan Menteri Agama Nasaruddin Umar di Kantor Pusat Kemenag, Jakarta, Selasa, 8 Juli 2025.

Lebih dari sekadar perlombaan membaca kitab kuning, MQK Internasional mengukuhkan pesantren Indonesia sebagai aktor strategis dalam ekosistem keilmuan Islam global. Menurut Nasaruddin, MQK internasional ini mencerminkan visi besar membangun siyasah al-ta’līm al-Islāmī yang melintasi batas negara, mempertemukan beragam tradisi keislaman dalam kerangka dialog dan kolaborasi.

Dengan menjadikan pesantren sebagai titik temu antarbangsa, Indonesia mengartikulasikan peran barunya sebagai pemimpin moral dan pusat moderasi Islam (wasathiyah). Inisiatif ini pun selaras dengan strategi soft diplomacy yang selama ini dikembangkan dalam konteks hubungan antarnegara berbasis nilai-nilai keagamaan.

Diberitakan di kemenag.go.id, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno menegaskan, MQK Internasional adalah wahana al-ta‘āruf al-marifī atau perkenalan antarbangsa melalui ilmu pengetahuan berbasis kitab thurats. Dalam forum ini, Indonesia tidak hanya hadir sebagai tuan rumah, tetapi sebagai pusat epistemik dengan warisan keilmuan yang kaya dan inklusif.

Keistimewaan MQK Internasional 2025 juga terletak pada ragam kegiatan pendamping seperti Halaqah Ulama Internasional, Expo Kemandirian Pesantren, Perkemahan Pramuka Santri, hingga program lingkungan “1 santri 1 pohon.” Rangkaian kegiatan ini menampilkan wajah pesantren sebagai ruang pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap isu-isu global.

Peserta MQK Internasional melibatkan santri dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Jepang, hingga komunitas diaspora Indonesia di luar negeri. Momentum ini memperlihatkan potensi besar pesantren dalam membangun jejaring global yang berbasis nilai dan ilmu.

Puncak acara akan berlangsung pada 1–7 Oktober 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan. Babak penyisihan dijadwalkan secara daring pada September. Dengan ini, pesantren Indonesia tidak hanya menatap masa depan, tetapi juga menapaki jalan menjadi simpul intelektual Islam dunia. Alhamdulillah sejumlah Santri Dayah Aceh meraih prestasi cemerlang ungkap Carlie Papa Romeo (CPR). Kru semangat Santri Dayah Aceh Pinter dan Terpandang (JZ01CPR)

By fmla

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *