Oleh Bung Syarif*
Kali ini kami mencoba menukilkan kisah Squad Dayah Kota Banda Aceh. Episode pertama mengisahkan Sang Legendaris, Saiful Bahri, S.Ag. Alumni Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry yang kini berubah menjadi UIN Ar-Raniry adalah sosok legendaris dipusaran pentadbiran Tata Kelola Dayah, Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ), Balai Pengajian dan Majelis Taklim (MT)
Sejak Tahun 2009 membidangi tupoksi bidang pentadibiarn Dayah, TPQ dan Balai Pengajian (BP) yang kala itu melekat menjadi tugas pokok dan fungsi pada Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh. Kalau bicara tentang Data Dayah, BP, MT dan TPQ beliau layak disebut juru kunci.
Semua pimpinan Dayah terekam wajah dan nomor contak person. Maklum ia wara-wiri dalam “Jak Saweu Dayah, TPQ, BP, MT” dilingkungan Kota Banda Aceh. Tidak ada orang dayah yang tidak mengenal sang legendaris.
31 Desember 2016, Saiful resmi bergabung dengan Punggawa Disdik Dayah Kota Banda Aceh. Dimana kala itu Dinas Syariat Islam melahirkan satu bayi mungil yang bernama Dinas Pendidikan Dayah Kota Banda Aceh, sesuai Qanun Kota Banda Aceh Nomor 11 tahun 2016, diundangkan dalam Lembaran Daerah 28 Nopember 2016. Kala itu Kadisdik Dayah Banda Aceh perdana dijabat Zahrol Fajri, S.Ag, M.Hum yang kini menjadi Kepala Disdik Dayah Aceh
Komposisi kabinet utama Disdik Dayah Kota Banda Aceh ditransper dari ASN lingkungan Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh. Sementara Level Kasi dan Kasubbag di dominasi Pegawai Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh.
Selaku orang baru tentu lebih banyak belajar pada Saiful terutama dalam rangka menyelami dunia Dayah, BP, TPQ dan MT.
Maklum masuk rumah baru yang belum tahu seluk beluk dan masih perlu memahami medan yang luas serta harus mampu lebih cepat melakukan cek ombak. Kami selama ini bergelud dalam bidang regulasi, kinerja ASN, Penataan Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah, e-Kinerja PNS, e-Goverment, Pelayanan Publik serta Reformasi Birokrasi. Kini mendapat tugas baru, melakukan pentadbiran dayah di Kota Banda Aceh.
Dalam setiap ikhtiar pentadbiran Dayah di Kota Banda Aceh, Saiful Bahri atawa Cekpul adalah insan yang selalu mengawal kami dalam melakukan safari kedayahan serta menyapa Abi, Umi, Waled, Abana dan sebutan lainnya.
Hari berganti dan waktu pun berputar. Dari data yang kami terima diolah menjadi menu-menu istimewa dalam pentadbiran dayah. Semua serba cepat. Karena insan yang pernah bertugas dilingkungan Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh selama 5 tahun sudah terbiasa dengan gerakan cepat dalam melakukan tugas kenegaraan. Asal ada menu utama, olahan dengan berbagai variannya dengan mudah diracik menjadi menu spesial sesuai target yang diinginkan pimpinan.
Menu perdana; merancang data base online Dayah, TPQ, BP dan MT. Menu kedua; membangun Portal Sidara, sebuah Aplikasi berbasis website yang menyajikan informasi dayah meliputi data guru, santri, kompetensi guru, kebutuhan sapras serta berbagai informasi lainnya sesuai kebutuhan dayah. Portal Sidara kemudian mendapat apresiasi dari berbagai pihak termasuk peneliti dan beberapa mahasiswa melakukan kajian terhadap pengelolaan Sistem Informasi Dayah guna meraih gelar Sarjana di UIN Ar-Raniry dan USK.
Menu ketiga; membuat Buletin Suara Dayah yang menjadi pusat informasi berbagai aktivitas dayah dalam bentuk media cetak bulanan.
Menu keempat; memformulasikan program santri tahfidz yang menjadi salah satu program unggulan disdik dayah Banda Aceh. Program tersebut kemudian mengantarkan santri dayah Mini Aceh diundang sebagai Iman masjid di Malaysia di bulan Ramadhan sebelum covid-19.
Menu kelima; Melakukan berbagai pelatihan bagi santri dan guru dayah serta pembinan training center Qiraatil Kutub yang mengantarkan Banda Aceh juara ke-2 MQK tingkat Provinsi Aceh Tahun 2021
Menu keenam membangun regulasi tentang dayah, BP, TPQ dan MT serta fasilitasi Akreditasi Dayah yang pada akhirnya daya di Banda Aceh kini semakin berkembang. Santri dayahpun semakin percaya diri dan selalu unggul di berbagai lomba baik level provinsi maupun nasional.
Menu ketujuh; membangun relasi lintas kementrian antar lembaga guna menjalin mitra sukses dalam upaya pentadbiran dayah termasuk peningkatan kompetensi santri dan guru dayah. Dasar ini pula berbagai sumber dana bisa dibawa pulang ke Kota Banda Aceh seperti dana otsus, migas serta CSR dari berbagai lembaga Badan Usaha Milik Negara. Menu-menu aduhai kami racik hingga menu kebahagian bagi guru dan pimpinan dayah
Udah dulu ya geas dan sobat muda, nanti dilanjutkan squad kedua dengan kisah-kisah aduhai yang waw banget….hehe
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Mantan Aktivis`98, Fungsionaris KAHMI Aceh, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry