Oleh Bung Syarfi*
Mengawali kisah pertemanan saya dengan Bapak Drs. Ridwan Ali, M.Pd Kepala Seksi Pendis Kemenag Nagan Raya, saat mengikuti Rakor Terpadu Pontren di Sabang Tahun 2019. Beliau sosok yang ramah dan selalu tampil ceria. Berdarah Sumbar, 14 Desember 1966, mengawali karirnya sebagai guru MAN Neg.1 Meulaboh(1993-2000), Kepala MAN 1 Meulaboh (2008-2010), Kepala MAN 1 Banda Aceh (2010-2015), Kepala MAN 3 Banda Aceh (2015-2018), hingga kemudian hijrah menjadi pejabat struktural di Kementrian Agama (Kemenag) Nagan Raya (2018 hingga sekarang)
Saya menyebutnya kiyai Ridwan. Berbagai pelatihan baik dalam dan luar negeri ia geluti dalam bidang pengembangan Kurikulum Madrasah. Jiwanya sangat kental dengan dialektikan keilmuan, yang pada akhirnya Kementrian Agama memberikan bonus tugas belajar S2 di UPI Bandung, dengan kosentrasi pengembangan kurikulum.
Kiyai Ridwan, orangnya selalu tampil mempesona. Disela-sela kesibukannya sebagai pejabat struktural, beliau mengajar di STAI Teungku Dirudeng Meulaboh, Universitas Teuku Umar serta STIKIP Bina Bangsa Meulaboh. Saat menjadi cekgu, Kiyai Ridwan Ali menjadi guru berprestasi baik tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Selama tiga hari kami berjumpa lagi dalam dialektika Pembinaan UKS/Madrasah/Dayah di Grand Nanggroe, program Dinkes Aceh (11-13 Oktober 2022).
Beliau utusan Kabupaten Nagan Raya, dan saya utusan Pemerintah Kota Banda Aceh. 5 Lembaga berkolaborasi dan Bersinergi yaitu Kemenag Kab/Kota, Bagian Isra Setda Kab/Kota, Disdik Dayah Kab/Kota, Disdikbud Kab/Kota serta Dinkes Kab/Kota. Siswa dan Santri Dayah harus sehat jiwa dan raga menjadi menu utama dalam dialektika. Lingkungan bersih, minum vitamin dan berolahraga, sesuai pesan pak Jokowi. Kalau menyebut pesan pak Jokowi Kiyai Ridwan langsung ketawa, hehe. Berdasarkan penelusuran intel bagdad, Kiyai Ridwan akan hijrah permanen menjadi dosen disalah satu perguruan tinggi ternama di Meulaboh, Aceh Barat. Pilihan yang tepat. Semoga pak kiyai semakin sukses dan saya menanti kabar gembira diajak minum kopi tubruk yang menjadi minuman khas raja-raja meurehom daya.
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Dosen FSH UIN Ar-Raniry, Mantan Aktivis`98