Wed. Dec 11th, 2024

Oleh Bung Syarif*

Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA) Lahir pada tanggal 1 Muharram 1393 H atau 5 Februari 1973 M di gagas oleh Drs. A. Rahman Kaoy. Lahir dari rahim Kader Latihan Pidato Darusalam (LAPIDA) ini mendapat sokongan yang kuat dari Tgk. Abdullah Ujong Rimba (Ketua MUI Aceh dan juga ulama kharismatik). Berdasarkan hasil penuturan Ayahanda A.Rahman Kaoy, ada 11 Tokoh pendiri  ISKADA yaitu:

1.    Drs. A.Rahman Kaoy (Inisiator/Dosen Fakultas Dakwah)

2.    Tgk Abdullah Ujong Rimba (Ketua MUI Aceh)

3.    Prof. Ali Hasyimi (Gubernur Aceh)

4.    Drs. H. Ismuha, SH (Rektor IAIN Ar-Raniry)

5.    Prof. DR. M.Ali Basyah, MBA (Rektor Unsyiah)

6.    Drs. Akfa, MA (Kakanwil Depag)

7.    Drs. Saad Idrus (Kakanwil Depdiknas)

8.    Abdullah Madani (Ketua DPRD Tk.I Aceh)

9.    H. Suhadi (POLDA Aceh)

10. Tgk. Soufyan Hamzah (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh)

11. Drs. Tgk. Zaini Bakry (Bupati Aceh Besar)

Cikal bakal lahirnya ISKADA berwal dari Latihan Pidato Darussalam (LAPIDA) yang dilaksanakan oleh Mahasiswa IAIN Ar-Raniry, Unsyiah dan Pante Kulu (1965 s/d 1969) dibawah binaan Drs.H.A.Rahman Kaoy (saat itu beliau dosen Fak.Dakwah). Selanjutnya berubah menjadi Lembaga Dakwah Dewan Mahasiswa IAIN Ar-Raniry (LDDMI), saat itu kondisi pelajar di wilayah Kodya Banda Aceh terjadi krisis moral, serta sering terjadi tawuran antar pelajar.

Mencermati realitas kehidupan pelajar di Kodya Banda Aceh kala itu, maka teman-teman LDDMI mencoba merangkul OSIS untuk melakukan aktifitas yang bernuansa islami seperti; Latihan Pidato, Kajian Keislaman serta aktifitas dakwah lainnya kurang lebih 6 bulan dengan kosentrasi memantapkan nilai-nilai aqidah. Pasca 6 bulan kemudian kader yang telah dibina dalam wadah LDDMI mencoba membuat sebuah organisasi dakwah yang akhirnya pada taggal 5 Februari 1973 disepakati namanya menjadi ISKADA (Ikatan Siswa Kader Dakwah).  

Ada 5 misi yang diemban ISKADA saat awal berdirinya antara lain:

Pertama; Mewujudkan ummat yang berbasis dakwah

Kedua: Menjadikan dakwah sebagai gerakan ummat dan pembangunan

Ketiga: Menjadikan Tauhidullah sebagai basis gerakan dakwah

Keempat: Menjadikan Masjid sebagai basis gerakan dakwah

Kelima: Menjadikan ISKADA sebagai laboratorium mencetak pemimpin Aceh.

Dasar ini pula berbagai terobosan dilakukan demi mewujudkan 6 cita luhur. Berbagai Training/Latihan Kader Dakwah kala itu dilaksanakan. Dalam perjalanan Waktu ISKADA terus mengalami pasang surut, dan kini ISKADA bagaikan bunga teratai, hidup segan mati tak mau, cetus Tgk. Marwidin Mustafa , S.Sos.I Mantann Ketua Umum DPP ISKADA Aceh. Menyikapi hal tersebut, guna menghidupkan ghirah khittah perjuangan ISKADA, lintas generasi ISKADA, menginisiasi Lahirnya Balai Qur`an ISKADA (BQI), yang fokus utamanya pada tigal hal yaitu Tilawatil Qur`an, Tahfidz Qur`an dan Ulumul Qur`an.  Mengingat sudah banyak alumni yang jadi Qari, Ahli Tafsir, Hafidz Al-Qur`an bersanada dan Doktor dibidang Ulumul Qur`an.

Ide ini muncul dalam rangka memfungsikan Tanah ISKADA yang dibeli pada masa kepemimpinan Tgk. Umar Ismail, S.Ag. Berdasarkan amatan kader ISKADA generasi muda, tanah tersebut sudah lama terbengkalai (tidak fungsional), guna memfungsionalkannya, Minggu 20 Agustus 2017 melakukan pembersihan Lahan yang telah menjadi hutan belantara disamping Hotel Hermes Palace.

Berdasarkan amanatan tim kecil butuh tanah timbun  lebih kurang 200 Mobil. Tentu ini butuh kerja keras seluruh kader. Langkah-langkah taktis pun digagas lewat group WA Forum Silaturrahmi ISKADA dengan spontas pada hari itu juga mendapat donasi 22 Mobil Tanah Timbun.

Tgk Basri yang juga dinobatkan sebagai Pimpinan Balai Qur`an Iskada  dengan gigihnya berjuang melakukan upaya penimbunan dengan melakukan Gerakan Waqaf Tanah Timbun agar di tempat tersebut di Bangun Balai Qur`an Iskada. Langkah ini direspon cepat oleh Kanda Ahsan Jass, yang pada akhirnya menukar guling tanah tersebut dengan bangunan dua lantai yang kini dijadikan sebagai Markaz Besar DPP ISKADA Aceh di Gampong Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng.  Krue semangat akankan BQI itu benar-benar eksis? atau tenggelam, tentu kita berharap Ketua DPP ISKADA Aceh yang baru, Azwir Nazar (Tgk Turki) perlu meremajakan lembaga ini. Setidaknya lembaga yang sudah mendapat legalitas Disdik Dayah Banda Aceh perlu dihidupkan kembali. Takbir.

*Penulis adalah Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh

By fmla

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *