Sun. Dec 1st, 2024

Oleh Bung Syarif

Kebersihan sebagian dari iman,” slogan yang diambil dari hadis Nabi Muhammad Saw itu tampak tak asing didengar. Apalagi tulisan itu terpampang jelas di berbagai lokasi, seperti fasilitas umum, sekolah, termasuk lingkungan pesantren. 

Dayah sebagai lembaga pendidikan Agama Islam, sudah seharusnya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), ini merupakan salah satu anjuran Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan PHBS, ada tujuh indikator PHBS di pesantren (dayah) yang ditetapkan, yaitu mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah di sembarang tempat, dan memberantas jentik nyamuk.

Perilaku hidup bersih dan sehat sudah mulai diterapkan di beberapa Dayah di Kota Banda Aceh, salah satunya Dayah Terpadu Inshafuddin (DTI) di Gampong Lambaro Skep, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. 

Wakil Pimpinan DTI, Tgk Nasrul Zahidy, S.Sos mengatakan sanitasi di dayah tersebut telah diupayakan secara optimal atawa sudah cukup bagus, baik dari sarana maupun prasarana yang disediakan, tentunta sesuai kemampuan dayah.

Terdapat beberapa fasilitas seperti; wastafel cuci tangan yang disediakan di beberapa sudut lingkungan dayah. tong sampah kecil maupun besar yang dapat menampung jumlah sampah di dayah tersebut.

Sementara, untuk makanan dan minuman yang dikonsumsi santri sehari-hari disediakan di dapur umum dan dimasak karyawan atau staf dayah. Nasrul menyebutkan pihak dayah selalu mengupayakan agar santri dapat mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, seperti lauk-pauk, sayur-sayuran, serta buah-buahan.

“Walaupun tidak sempurna kali, tapi kita upayakan santri itu mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, seperti buah dan sayur

Sedangkan untuk piring, gelas, dan sendok, dibawa masing-masing oleh para santri, guna menghindari penyebaran virus dan penyakit akibat berbagi peralatan makan. “Piringnya dibawa masing-masing, agar lebih terjaga,” ujar Nasrul.

Selain itu, ia menyampaikan DTI juga menerapkan kawasan dilarang merokok,  area zero Narkotika baik untuk para santri dan tamu atau orang tua santri yang berkunjung. “Kalau ada tamu yang merokok di lingkungan dayah nanti kita tegur baik-baik, sedangkan bagi santriwan yang kedapatan merokok akan dikenakan sanksi,” terang Nasrul.

Nasrul menegaskan untuk sanksi atau hukuman yang diberikan kepada santri yang kedapatan merokok, adalah potong rambut (tidak sampai botak licin), atau membersih lingkungan dayah serta hukuman yang sifatnya mendidik lainnya seperti menghafal ayat-ayat pendek (pola disiplin positif), ungkap Abiya Inshafuddin. 

Sejak awal berdiri tahun 1998, DTI telah memiliki fasilitas kamar mandi dan toilet yang memadai untuk para santri. “Untuk kamar mandi santri di sini, kita pakai bak yang besar. Sebagai bentuk upaya mencegah adanya jentik nyamuk, Dayah Terpadu Inshafuddin sangat memperhatikan kebersihan bak mandi dan tempat sampah, serta melakukan fogging jika diperlukan. Tentu ikhtiar kearah optimalisasi pemenuhan hidup bersih dan sehat di lingkungan dayah terus dilakukan.

“Untuk mengatasi jentik nyamuk, santri DTI melakukan gotong royong serta mengecek sampah sesuai kamar masing-masing. Diupayakan sampah dan bak mandi agar tetap bersih. Setiap harinya sampang yang ditarok di tempat sampah diangkut oleh petugas dari DLHK3 Kota Banda Aceh

Di samping itu, setiap sorenya santri diwajibkan gotong royong membersihkan lingkungan dayah, mulai dari menyapu dedaunan kering di lapangan hingga membuang sampah. Bagi santri yang melanggar peraturan kebersihan, misalnya membuang sampah sembarangan akan diberikan sanksi.

“Begitu juga dengan piket kelas dan asrama, itu setiap harinya nanti dikontrol sama pengurus Organisasi Pelajar Dayah Terpadu (OPDT),” ungkap Abiya Inshafuddin.

Demi menunjang pelayanan kesehatan bagi para santri, DTI kini menyediakan fasilitas Unit Kesehatan Dayah (UKD). Ada empat tenaga kesehatan atau perawat yang bertugas, masing-masing dua orang perempuan dan dua laki-laki.

Stok obat-obatan juga tersedia sesuai kebutuhan seperti obat batuk, gatal, demam/flu, filek. UKD sifatnya untuk pertolongan pertama, jika tidak mampu ditangani biasanya di hubungi orang tua wali santri atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Tentunta Ikhtiar DTI dalam optimalisasi pola hidup bersih dan sehat terus diupayakan. Santri sehat dan ceria dalah dambaan kita bersama.

*Penulis adalah Ketua Komite DTI periode 2023-2026, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Mantan Aktivis`98, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, Dosen FSH UIN Ar-Raniry

By fmla

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *